last dust in my eyes

b.a.y.a.n.g.a.n m.a.y.a

sebuah titik putih
terbias cermin matahari dini
garis lurus mulai terbelokan
walau tangan t’lah menyekati
tetap saja terbayang
rintik hujan seakan mengacungkan jari
pelangi mengukir bayangan maya berkilauan
silau jelas dari sela jari itu…
mengeruhkan titik itu…
menegaskan rasa itu…
sering terkata pertanyaan-pertanyaan
suara bergema seakan berseru “iya”
seiring berjalan di senja hari
hanya waktu yang terasa butuh
kenyataan sekarang…
hanya berharap cermin melepas peluknya

28 maret 2003

Comments

Popular posts from this blog

My Berlin

one more time

The Love in Between